Pesantren Terbaik di Indonesia – Sebagai negeri dengan penduduk islam terbesar di dunia, tentu islam sudah mendarah daging dalam jiwa masyarakat. Tak terkceuali dalam bidang pendidikan. Para orang tua yang pemahaman islamnya kuat biasanya lebih condong memasukkan anaknya ke pondok pesantren dibandingkan sekolah negeri. Nah di artikel ini kami telah mengumpulkan lebih dari 10 pesantren terbaik di Indonesia? Penasaran kan apa saja? Simak ulasan kami berikut ini!
-
Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo
Pesantren terbaik di Indonesia pertama yang akan kami bahas adalah Ponpes Darussalam Gontor. Tentu tidak diragukan lagi bahwasanya Gontor adalah salah satu pesantren terbaik yang ada di Indonesia. Pola pengajarannya menjadi rujukan bagi ratusan pesantren modern yang ada di Indonesia. Selain itu alumninya pun telah tersebar di berbagai benua dan banyak yang menjadi tokoh penting di Indonesia.
Gontor sendiri didirikan pada 20 September 1926 oleh tiga orang putra dari KH Santoso Anom Besari yang dikenal dengan trimurti Gontor yaitu K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainudin Fananie, dan K.H. Imam Zarkasyi.
Baca Juga: Daftar 20 SMA Terbaik di Bogor, Acuan untuk PPDB Jabar 2022
Sebagai muara dari pesantren modern yang ada di Indonesia, Gontor menerapkan konsep pendidikan perpaduan model pesantren klasik/salaf dengan kurikulum modern. Kurikulum modern ditampilkan melalui integralnya pendidikan agama dan pendidikan umum, antara tarbiyah dan ta’lim; sehingga menghasilkan ciri modern yaitu berpikir integral, berpikiran maju, tidak dikotomis, adil dan menghargai efisiensi waktu.
Mengenai jenjang pendidikannya, Gontor memakai Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Saat ini Gontor setidaknya memiliki sekitar 20 pesantren cabang dan 350 pesantren alumni Gontor yang tersebar di seantero Indonesia.
-
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
Berikutnya adalah Ponpes Sidogiri. Pesantren ini merupakan salah satu lembaga Islam tertua di Indonesia. Yang mana Sidogiri lebih mengedepankan pembekalan Teologi (akidah), Syari’ah dan Akhlakul Karimah berlandasakan Ahlussunnah wal Jama’ah baik secara Minhaju Al-Fikr dan Minhaju al-Ijtima’.
Sidogiri telah eksis mencetak kader-kader ulama sejak abad ke 17. Tak kurang nama-nama ulama’ besar seperti Syaikhona Cholil Bangkalan, Sang Guru para Kyai Tanah Jawa, adalah salah satu dari sekian banyak ulama handal jebolan Sidogiri.
Selama berdirinya, Pesantren Sidogiri hanya menggunakan sistem pengajian langsung kepada kiai atau slot gacor hari ini pengasuh. Baru pada masa kepengasuhan K.H. Abdul Djalil, sejak 15 April 1938/14 Safar 1357, Pesantren Sidogiri resmi menerapkan sistem pendidikan Ma’hadiyyah dan Madrasiyyah.
Kini Sidogiri masyhur sebagai pesantren salaf yang maju dalam pengajaran kitab kuning dengan membuat metode al-Miftah, metode yang dalam beberapa bulan santri junior pun insya Allah bisa membaca kitab kuning dengan cepat.
Pesantren ini juga terkenal dengan manajemen pesantrennya yang baik, serta ekonomi syariah yang berkembang pesat dengan koperasinya. Sidogiri juga memiliki ratusan madrasah ranting (filial) dan setiap tahun mengirim 500-700 guru tugas dan da’i ke berbagai tempat yang membutuhkan di seluruh Indonesia.
-
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
Selanjutnya adalah Ponpes Darunnajah. Darunnajah didirikan pada tanggal 1 April 1974 oleh (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar dan dua rekannya (Alm) KH. Qomaruzzaman dan KH. Mahrus Amin, dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif.
Dengan didukung oleh lingkungan yang asri, Darunnajah berupaya untuk mencetak manusia yang muttafaqoh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat/bangsa, selalu mengupayakan terciptanya pendidikan santri yang memiliki jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan berfikir dan berperilaku atas dasar Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
Mengenai kurikulumnya, Darunnajah menerapkan kurikulum Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al-islamiyah (TMI) selama 6 (enam) tahun yang setara dengan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Pada jenjang menengah atas, para santri dapat memilih jenjang pendidikan: Madrasah Aliyah (Program Studi IPS dan Keagamaan) dan Sekolah Menengah Atas (Program Studi IPA).
Seiring berjalannya waktu, Darunnajah dengan keikhlasan dan idealisme para pendirinya, lembaga ini terus berkembang, bahkan hingga saat ini memiliki Saat ini Darunnajah memiliki 17 Cabang dan 57 satuan Pendidikan yang tersebar di Sumatra, Tangerang, Bogor, Jakarta, dan Serang.
-
Pondok Pesantren Langitan Tuban
Berikutnya adalah Ponpes Langitan. Selanjutnya adalah Ponpes Langitan Tuban. Pesantren ini adalah salah satu lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. Berdirinya lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1852.
Banyak tokoh-tokoh besar dan pengasuh pondok pesantren yang lahir dan besar di Pondok Pesantren Langitan ini, seperti KH.Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Syamsul Arifin (ayah KH. As’ad Syamsul Arifin) dan lain-lain.
Selama kurun waktu yang cukup panjang hingga saat ini, Langitan telah menerapkan beberapa methode pendidikan dan pengajaran dalam sistem klasikal (madrasiyah) dan non klasikal (ma’hadiyah). Sistem pendidikan klasikal adalah sebuah model pengajaran yang bersifat formalistik. Orientasi pendidikan dan pengajarannya terumuskan secara teratur dan prosedural, baik meliputi masa, kurikulum, tingkatan dan kegiatan-kegiatannya.
Adapun pendidikan non klasikal dalam Pondok Pesantren Langitan ini menggunakan methode wethon atau bandongan dan sorogan. Methode wethon atau bandongan adalah sebuah model pengajian di mana seorang kiai atau ustadz membacakan dan menjabarkan isi kandungan kitab kuning sementara murid atau santri mendengarkan dan memberi ma’na.
-
Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
Selanjutnya adalah Ponpes Tebuireng. Pesantren ini didirikan oleh salah satu Muassis Nahdlotul Ulama yaitu Hadhrotussyekh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1899. Beliau mendirikannya setelah pulang https://www.ukirestaurant.com/ dari pengembaraan menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang telah beliau peroleh.
Sistem pengajaran awal di pesantren ini adalah metode sorogan (santri membaca sendiri materi pelajaran kitab kuning di hadapan guru), serta metode weton atau bandongan (kyai membaca kitab dan santri memberi makna).
Semua bentuk pengajaran tersebut tidak dibedakan dalam jenjang kelas. Kenaikan tingkat pendidikan dinyatakan dengan bergantinya kitab yang khatam (selesai) dikaji santri. Materi pelajarannya pun khusus berkisar tentang pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at dan bahasa Arab.
Kini pesantren ini memiliki beberapa unit pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY, kini IKAHA).
-
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
Berikutnya adalah Ponpes Lirboyo. Awal mula berdiri Pondok Pesantren Lirboyo berkaitan erat dengan kepindahan dan menetapnya KH Abdul Karim ke desa Lirboyo tahun 1910 M. Lirboyo sendiri adalah nama sebuah desa yang terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota Kediri.
Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pesantren Lirboyo mencetak generasi bangsa yang cerdas ruhaniyah, juga smart-intelektual, mumpuni dalam keberagaman bidang, juga keberagamaan Islam yang otentik. Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh keagamaan, sekaligus saleh sosial.
Kemudian Lirboyo adalah pesantren dengan identitas khas Jawa Timur bernafaskan Nahdhatul Ulama dengan pendalaman pada kitab-kitab kuning sebagai pusat kajian santri melalui halaqah-halaqah bersama kyai. Istilahnya adalah sorogan dan bandongan.
Pola pembelajaran demikian mengakar kuat, sehingga dilaksanakan dalam kelas diniyah, atau jenjang yang sudah disusun di pesantren. Keunggulannya adalah keistiqamahan, karena tidak boleh absen lebih dari dua puluh kali. Kelebihan dan keunggulan pesantren ini juga terletak dalam aspek adab dan akhlaq, santri memiliki sopan santun yang kuat sebagai penuntut ilmu.
-
Pondok Pesantren Daar El Qolam Banten
Selanjutnya adalah Ponpes Daar El Qolam. Pesantren yang bercorak modern ini didirikan pada pada tanggal 20 Januari 1968. Pesantren ini adalah gagasan Haji Qasad Mansyur yang direalisasikan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief. Setelah K.H. Ahmad Rifa’i Arief meninggal dunia pada tanggal 15 Juni 1997, pondok ini dilanjutkan oleh K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin, K.H. Adrian Mafatihullah Karim dan Hj. Enah Huwaenah.
Istilah “Pesantren Modern” sendiri merujuk kepada pesantren yang tidak hanya memberikan pelajaran-pelajaran yang berbasis kitab-kitab klasik, tetapi lebih dari suatu tempat pendidikan yang memberikan pendidikan agama maupun pendidikan umum dengan pendekatan metode pendidikan yang juga modern.
Dalam catatan sejarahnya, proses pendidikan dan pengajaran di Daar el-Qolam diawali dengan 22 murid yang datang dari kalangan keluarga, karib kerabat serta masyarakat sekitar pesantren. Kini setelah lebih dari 50 tahun dalam perjalanannya, Daar el-Qolam telah menjadi sebuah lembaga pendidikan modern dengan format pesantren besar yang melibatkan lebih dari 370 orang guru dan lebih kurang 5000 santri yang berasal dari perbagai penjuru Indonesia. Selain
-
Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Berikutnya adalah Ponpes Babakan Ciwaringin. Sejatinya Babakan Ciwaringin bukanlah nama pesantren, melainkan sebuah kampung yang terletak di Kecamatan Ciwaringin, yang mana memiliki banyak pesantren di dalamnya. Tercatat ada lebih dari 40 pesantren yang tersebar di kawasan ini.
Secara umum, tujuan pendidikan di seluruh Pondok Pesantren yang ada di Babakan diarahkan pada upaya membentuk para santri dan pelajar yang memiliki kecerdasan dan menguasai ilmu agama dan umum serta ketrampilan tertentu. Nantinya setiap pesantren tersebut memiliki beberapa bidang spesialiasi. Misalnya ada pondok yang fokus pada Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, dll.
Kemudian mengenai pendidikan yang terlaksana, kebanyakan masih menggunakan metode tradisional. Yang mana system pengajarannya menggunakan dua metode, bandongan dan sorogan. Selain itu terdapat juga jenjang pendidikan formal seperti MI, MTS, MA, dan Ma’had Aly yang terletak di kawasan Babakan Ciwaringin.
Adapun pesantren yang paling besar di kawasan ini adalah Pondok Pesantren As-Salafie, Pondok Pesantren Kebon Jambu, dan Pondok Pesantren As-Sanusi.
-
Pondok Pesantren Yanbaul Qur’an Kudus
Selanjutnya adalah Ponpes Yanbaul Qur’an. Berdiri pada tahun 1970, pesantren ini telah menjelma menjadi Pesantren Qur’an yang paling masyhur di Indonesia. Hal ini tak lepas dari peran pendirinya yaitu K.H. Arwani Amin Said. Beliau adalah seorang ulama besar yang sangat dikenal keilmuannya, terutama dalam bidang al-Qur’an dan Thariqah.
Kini Yanbaul Qur’an berada di bawah Yayasan Arwaniyah, yang mana Arwaniyah ini memiliki memiliki beberapa cabang, di antaranya adalah Mahad Ulumus Syariyyah Yanbuul Quran (MUSYQ), Pondok Tahfidz Yanbuul Quran (PTYQ) Remaja/Bejen, PTYQ Anak-anak/Krandon, PTYQ Menawan, hingga adanya cabang di luar kota dan di luar pulau Jawa.
Salah satu program yang ada di pesantren ini adalah pendidikan MTS dan MA. Yang mana target utama pembelajarannya adalah Menghafal 30 juz Al Quran, menguasai bahasa Arab sekaligus bahasa Inggris, serta menguasai ilmu sains. Adapun kurikulum yang digunakannya adalah Kurikulum Kementerian Agama, dengan bahasa keseharian menggunakan bahasa Arab dan Inggris.
-
Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah Medan
Berikutnya adalah Ponpes Raudlatul Hasanah. Bisa dikatakan pesantren ini merupakan pesantren alumni Gontor terbesar yang ada di Sumatera. Di sebut pesantren alumni Gontor karena sang pendirinya merupakan alumni Gontor. Beliau adalah al-Ustadz Usman Husni. Kala itu pesantren ini diresmikan pada 18 Oktober 1982.
Mengenai kurikulumnya, pesantren ini menggunakan kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). KMI Ar-Raudlatul Hasanah adalah Sekolah Pendidikan Guru Islam yang model dan kurikulumnya diambil dari KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, yang merupakan perpaduan antara Sekolah Normal Islam Padang Panjang dengan model pendidikan pondok pesantren di Jawa.
Para santri nantinya akan dididik selama full 24 jam untuk menjadi individu yang berkepribadian IQRA (‘Ilmy, Qur’any, Rabbany dan ‘Alamy) yang siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat dengan ikhlas, cerdas dan beramal. Yang mana IQRA terbentuk dengan memadukan antara aspek pikir (‘ilmy ‘alamy) dan aspek zikir (qur’any rabbany) yang teraktualisasikan dalam intelegensia dan moralitas yang religius.
Nah itulah beberapa ulasan singkat mengenai pesantren terbaik di Indonesia. Adapun bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pesantren terbaik di Indonesia yang ada di berbagai wilayah lainnya, bisa klik link yang telah kami sediakan di https://jasabuswisata.com/.